hye readers...semoga kalian semua sentiasa berada dlm rahmat dan dilindungi allah selalu...
google ads |
Fadhilat dan Kelebihan Berpuasa Ramadhan
- · Pintu langit dibuka.
- · Pintu-pintu syurga dibuka.
- · Bulan yang penuh keberkatan.
- · Salah satu malamnya adalah lebih baik dari seribu bulan.
- · Ganjaran amalan sunat sama dengan solat fardhu.
- · Solat fardhu mendapat ganjaran 70 kali ganda.
- · Bulan kesabaran dan pahalanya adalah syurga.
- · Bulan menambah rezeki.
- · Bulan keampunan - doa yang paling makbul iaitu doa ketika sebelum berbuka puasa dan doa pada sepertiga malam.
10 hari pertama adalah
mulanya rahmat, 10 hari pertengahan adalah pengampunan dan 10 hari terakhir
adalah kemerdekaan dari api neraka.
* Umar ibnul Khathab r.a.
berkata, "Orang yang berdzikir kepada Allah pada bulan Ramadhan akan
diampuni dosa-dosanya; dan yang memohon kepada Allah pada bulan Ramadhan tidak
akan kecewa.
* Puasa mengatur keseragaman
ummat. Selama Ramadhan, umat berseragam dalam sahur dan berbuka, dalam bekerja
dan beristirahat, serta dalam shalat, istighfar, dan bertobat kepada Allah.
Lidahpun seragam dalam bertakbir, bertasbih, dan bertahmid sehingga tercegah
dari kata-kata buruk dan menyakiti orang lain, menjauhi perbuatan keji dan
munkar, mengisi hati dengan cinta kasih kepada sesama hamba Allah, selalu baik
dan bersih lahir bathin, serta sabar meng- hadapi segala macam kesulitan hidup.
(ulama)
* Imam Al Ghazali berkata,
"Betapa banyak orang berpuasa yang sebenarnya berbuka, dan yang berbuka
padahal ber- puasa. Yang berbuka tetapi sebenarnya berpuasa adalah yang makan
dan minum, tetapi menjaga seluruh anggota tubuhnya dari perbuatan dosa. Dan yang
berpuasa tetapi sebenarnya berbuka adalah yang lapar dan haus, tetapi tercemar
anggota tubuhnya (dalam perbuatan dosa).
Tingkatan Puasa
Menurut Imam al-Ghazali dalam
bukunya Ihya Ulumuddin, tingkatan puasa diklasifikasi menjagi tiga, yaitu puasa
umum, puasa khusus, dan puasa khusus yang lebih khusus lagi.
Puasa umum adalah tingkatan
yang paling rendah yaitu menahan dari makan, minum dan jima'. Puasa khusus, di
samping menahan yang tiga hal tadi, juga memelihara seluruh anggota tubuh dari
perbuatan maksiat atau tercela. Sedangkan puasa khusus yang lebih khusus adalah
puasa hati dari segala kehendak hina dan segala pikiran duniawi serta
mencegahnya memikirkan apa-apa yang selain Allah.
Puasa level ketiga tadi
adalah puasanya para nabi-nabi, shiddiqin, dan muqarrabin. Sedangkan puasa
level kedua adalah puasanya orang-orang salih - puasa tingkat ini yang
seharusnya kita tuju untuk mencapainya.
Selanjutnya imam Al Ghazali
menjelaskan enam hal untuk mencapai kesempurnaan puasa tingkatan kedua itu.
Pertama, menahan pandangan dari segala hal yang dicela dan dimakruhkan serta
dari tiap-tiap yang membimbangkan dan melalaikan dari mengingat Allah.
Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa meninggalkan pandangan karena takut
kepada Allah, niscaya Allah menganugerahkan padanya keimanan yang mendatangkan
kemanisan dalam hatinya.
Kedua menjaga lidah dari
perkataan yang sia-sia, berdusta, mengumpat, berkata keji, dan mengharuskan
berdiam diri, menggunakan waktu untuk berzikir kepada Allah serta membaca
Alquran. "Dua perkara merusakkan puasa," sabda Rasulullah SAW,
"Yaitu mengumpat dan berbohong."
Ketika, menjaga pendengaran
dari mendengar kata-kata yang tidak baik, karena tiap-tiap yang haram diucapkan
maka haram pula mendengarnya. Rasulullah SAW menjelaskan: Yang mengumpat dan
yang mendengar, berserikat dalam dosa. Keempat, mencegah anggota-anggota tubuh
yang lain dari perbuatan dosa. Seperti mencegah tangan dan kaki dari berbuat
maksiat dan mungkar, mencegah perut dari memakan yang syubhat dan haram.
Kelima, tidak
berlebih-lebihan dalam berbuka sampai perutnya penuh makanan. Orang yang
berbuka secara berlebihan tentu tidak akan dapat memetik manfaat dan hikmah
puasa. Bagaimana dia berusaha mengalahkan musuh Allah dan mengendalikan hawa
nafsunya, jika saat berbuka dia justru memanjakan nafsunya dengan makanan yang
terhitung banyak dan jenisnya.
Keenam, hatinya senantiasa
diliputi perasaan cemas (khauf) dan harap (raja'), karena tidak diketahui
apakah puasanya diterima atau tidak oleh Allah. Rasa cemas diperlukan untuk
meningkatkan kualiti puasa yang telah dilakukan, sedangkan penuh harap
berperanan dalam menumbuhkan optimisme.
google ads |
sumber~email
notacmot~sharing is caring,u share i care..